Pasokan Gabah di Kabupaten Malang Turun 50 Persen
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
03 - Jul - 2025, 11:57
JATIMTIMES - Pasokan gabah ke tempat penggilingan padi untuk dijadikan beras mengalami penurunan yang cukup drastis di Kabupaten Malang. Penyebabnya karena terkendala pasokan air untuk pengairan sawah saat musim kemarau sehingga sejumlah petani beralih menanam selain padi.
Kondisi tersebut juga turut dialami penggilingan padi milik Hatta Zakaria di Desa Sumberjaya, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Ia mengaku, pasokan gabah ke tempat penggilingan padi miliknya mengalami penurunan hingga kisaran 50 persen.
Baca Juga : Harga Cabai hingga Emas Naik, Inflasi Kota Malang Sentuh 0,38 Persen pada Juni 2025
"Liburnya hari Minggu saja, jadi penggilingan padi beroperasi mulai Senin sampai Sabtu dari jam 07.00 WIB sampai 15.30 WIB," ujar Hatta saat ditemui JatimTIMES belum lama ini.
Hatta menyebut, penggilingan padi miliknya merupakan usaha turun temurun dari kakeknya. Sehingga sudah beroperasi selama puluhan tahun.
"Saya meneruskan dari kakek saya, jadi sudah puluhan tahun (beroperasi). Saya juga sudah hampir 30 tahun (tergabung pada) kelompok tani," ujarnya.
Selama menjalankan usaha penggilingan padi, Hatta menerima pasokan gabah dari para petani lokal di Kabupaten Malang. Yakni mulai dari Kecamatan Dampit, Gondanglegi, Pagelaran, Kepanjen, Pakisaji, Bululawang, hingga Kecamatan Turen.
"Sekali (dapat) kiriman rata-rata 20-30 ton gabah per hari," tuturnya.
Namun belakangan ini, Hatta menyebut pasokan gabah dari petani mengalami penurunan hingga 50 persen. "Kalau sekarang sekitar 15 sampai 20 ton, biasanya sampai 20-30 ton. (Penurunannya) sejak dua mingguan ini, sebelumnya masih bisa terpenuhi (20-30 ton)," ujarnya.
Meski mengalami penurunan, namun Hatta mengaku tidak sampai kehabisan pasokan gabah. Sebab, di Kabupaten Malang komoditas padi cukup berpotensi dan berjenjang.
Baca Juga : Baca Selengkapnya