Puguh DPRD Jatim Soroti SPMB dan Moratorium Pendirian SMA: Jumlah Sekolah Tak Sebanding, Picu Zonasi Tak Efektif

Reporter

Ashaq Lupito

Editor

Yunan Helmy

02 - Jul - 2025, 07:51

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Dr H Puguh Wiji Pamungkas, MM ketika menghadiri agenda reses yang berlangsung di Kelurahan Blimbing, Kota Malang pada beberapa waktu lalu. (Foto: Puguh for JatimTIMES)


JATIMTIMES - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur Dr H Puguh Wiji Pamungkas MM kembali menggelar agenda reses. Terbaru, kegiatan yang turut ditujukan menjadi wadah aspirasi publik khususnya terkait isu pendidikan menengah atas tersebut, berlangsung di Kelurahan Blimbing, Kota Malang, pada akhir Juni 2025 lalu.

Pada kesempatan tersebut, salah satu aspirasi turut disampaikan seorang warga bernama Yuli. Pada pernyataannya, yang bersangkutan menyampaikan keluhan seputar sistem domisili pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di kawasan Tunggulwulung, Kota Malang.

Baca Juga : FBS Unikama Mantapkan Kurikulum Berbasis OBE, Libatkan Pakar Nasional

Yuli menilai, sistem domisili yang diterapkan justru terkesan mempersulit pelajar untuk mendapatkan sekolah. Sistem domisili justru membuat anak-anak yang tinggal dekat sekolah tergeser dari jalur penerimaan.

Sementara itu, pada forum terbuka tersebut, Dr Puguh menegaskan  permasalahan SPMB tidak bisa dipisahkan dari moratorium pendirian SMA yang masih berlaku di Jawa Timur. "Sampai hari ini, moratorium pendirian SMA belum dicabut," ujar Puguh dalam konfirmasinya kepada JatimTIMES, Rabu (2/7/2025).

Di sisi lain, disampaikan Dr. Puguh Dinas Pendidikan juga terkesan tidak berani mengambil langkah. Penyebabnya karena masih terikat aturan dari gubernur Jawa Timur.

"Akibatnya, ketersediaan sekolah tidak sebanding dengan jumlah lulusan SMP, dan sistem zonasi menjadi tidak efektif,” tuturnya.

Apa yang disampaikan Puguh tersebut senada dengan pernyataan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang sejak beberapa tahun terakhir mengajukan moratorium pendirian SMA kepada gubernur. "Moratorium ini bagian dari strategi untuk menggeser komposisi pendidikan menuju 70 persen SMK dan 30 persen SMA. Yakni dengan harapan dapat memperkuat sektor industri dan menekan angka pengangguran terbuka," ujarnya.

Namun demikian, disampaikan Puguh, dampak dari adanya kebijakan tersebut justru terkesan mulai terasa imbasnya di lapangan. "Keterbatasan SMA di sejumlah wilayah menyebabkan ketimpangan akses pendidikan, terlebih di daerah urban yang padat penduduk," imbuhnya.

Baca Juga : Baca Selengkapnya


Topik

Pendidikan, SMPB, Puguh Wiji Pamungkas, DPRD Jatim, penerimaan siswa baru,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette