Euforia Kemenangan Rijanto-Beky: Kabupaten Blitar Berpesta dengan Tasyakuran dan Bukber Gratis
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
08 - Mar - 2025, 09:08
JATIMTIMES - Sabtu sore, 8 Maret 2025, langit Kanigoro memerah saat ribuan warga Blitar memadati Alun-Alun. Di bawah bayang-bayang tugu kebanggaan daerah, ribuan orang larut dalam suasana yang lebih dari sekadar ngabuburit, ini adalah perayaan kemenangan, sebuah tasyakuran bagi kepemimpinan baru Kabupaten Blitar: Rijanto-Beky Herdihansah.
Di panggung utama, spanduk besar bertuliskan "Tasyakuran Sukses Pilkada 2024" berkibar di antara tiupan angin petang. Sepuluh ribu porsi makanan dan takjil gratis telah disiapkan. Warga dari berbagai pelosok berkumpul, bukan hanya untuk menikmati hidangan, tetapi juga untuk merayakan momen yang mereka yakini sebagai awal dari era baru.
Baca Juga : 40 Sekolah Rakyat Akan Dibangun di Jatim, DPRD Ingatkan Pentingnya Inklusifitas dan Kualitas
Kemenangan dalam pilkada memang bukan sekadar angka dalam kotak suara. Ia adalah amanah, sekaligus harapan. Rijanto, dengan wajah tenangnya, berdiri di atas panggung, menyapu pandangannya ke lautan manusia di bawah. "Ini bukan sekadar kemenangan kami berdua.Ini kemenangan seluruh warga Blitar yang percaya bahwa daerah ini bisa lebih berdaya dan berjaya," katanya dalam suara yang mantap.
Di sebelahnya, Beky Herdihansah tersenyum. Sosok yang lebih muda ini, dengan gestur penuh semangat, menambahkan bahwa kepemimpinan mereka nanti akan berlandaskan pada nilai BerAKHLAK, integritas, pelayanan, dan keberpihakan pada rakyat. "Kami tak ingin sekadar mengukir sejarah, tapi juga membangun masa depan yang lebih baik," ujarnya.
Pukul empat sore, langit mulai meredup, tetapi semangat di alun-alun justru semakin membara. Sebanyak 400 penari jaranan tampil serempak, membentuk gelombang gerakan yang menggema di antara deru kendang dan suara gemerincing besi. Debu beterbangan, kaki-kaki penari menghentak tanah dengan ritme yang seakan berbicara: ini adalah pesta rakyat, pesta bagi mereka yang percaya pada perubahan.
Tak lama, panggung utama bergema oleh tawa. Cak Percil, dengan gaya khasnya, menghidupkan suasana dengan kelakar yang menusuk tetapi tetap jenaka. "Pilkada sudah selesai, ojo nesu-nesu maneh," ucapnya, mengundang gelak tawa hadirin. Humor dalam bahasa Jawa itu menjadi penanda: pesta demokrasi telah usai, kini saatnya bekerja.
Menjelang magrib, aroma makanan mulai menguar dari stand-stand di sekitar alun-alun. Sepuluh ribu porsi telah siap. Warga yang duduk bersila di pelataran menikmati sajian dengan penuh syukur...