JATIMTIMES - Misteri hilangnya Renanda Maharani Kharisma Wardhana (20), perempuan muda asal Kelurahan Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, akhirnya terpecahkan. Setelah dua minggu dinyatakan hilang, Renanda ditemukan dalam kondisi selamat di sebuah yayasan panti asuhan di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Penemuan ini menutup proses pencarian intensif yang dilakukan keluarga bersama pihak kepolisian sejak awal November lalu.
Baca Juga : Ajang Wali Kota Batu Open 2025 Diwarnai Keluhan Apresiasi Tak Sepadan, Wali Atlet Kembalikan Tambahan Hadiah
Dinyatakan Hilang Usai Pamit Pengajian
Renanda sebelumnya pamit kepada keluarganya untuk mengikuti kegiatan pengajian. Namun setelah itu ia tak kunjung pulang, hingga akhirnya dilaporkan hilang ke Polres Madiun Kota.
Selama berhari-hari keberadaannya tidak diketahui, membuat keluarga semakin cemas. Pihak kepolisian kemudian bekerja sama dengan masyarakat, relawan, dan penyebaran informasi melalui media sosial untuk memperluas pencarian.
Pada Kamis malam (14/11), Renanda ditemukan oleh pengurus sebuah yayasan asuhan di kawasan Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang. Saat ditemukan, ia berada dalam kondisi linglung, bahkan sempat mengaku menggunakan nama berbeda kepada pengurus yayasan.
Mendapatkan kabar tersebut, keluarga segera berangkat ke Semarang untuk menjemput Renanda disertai pendampingan dari aparat kepolisian.
Luka di Jari Jadi Sorotan
Dalam video penjemputan yang beredar di media sosial, Renanda tampak mengenakan jaket tebal dan selimut. Pada salah satu ujung jarinya terlihat luka kecil, yang kemudian menjadi perhatian publik dan memunculkan berbagai spekulasi.
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi mengenai penyebab luka tersebut. Pemeriksaan medis lanjutan akan dilakukan setelah kondisi Renanda dinyatakan stabil, baik secara fisik maupun psikologis.
Apakah Luka di Jari Berkaitan dengan Hipnotis?
Muncul dugaan di masyarakat bahwa luka di jari mungkin berkaitan dengan hipnotis. Namun berdasarkan informasi ilmiah:
• Tidak ada bukti bahwa hipnotis menyebabkan luka fisik pada jari.
• Teknik hipnosis yang menyentuh jari seperti five-finger hypnosis digunakan untuk relaksasi dan pengurangan kecemasan, bukan untuk menimbulkan luka.
• Para ahli menjelaskan bahwa luka di jari tidak bisa dijadikan indikator otomatis bahwa seseorang mengalami hipnotis.
• Luka tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal: cedera ringan, tekanan fisik, kebiasaan menggigit kuku/jari saat stres, atau faktor lain yang belum terverifikasi.
Dengan demikian, dugaan hipnotis masih bersifat spekulatif dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga : PLN UP3 Malang Jalin Koordinasi Lintas Sektoral, Upaya Cegah dan Penanganan Bencana
Tidak Ada Indikasi Penculikan
Sementara itu, Kapolres Madiun Kota memastikan bahwa penyelidikan awal tidak menemukan indikasi adanya tindak kriminal seperti penculikan.
“Untuk sementara, yang bersangkutan memerlukan pendampingan psikologis,” ujar pihak kepolisian.
Renanda diduga mengalami tekanan psikologis yang membuatnya pergi tanpa memberi kabar hingga akhirnya tiba di Semarang.
Keluarga Lega dan Meminta Privasi
Keluarga menyambut kepulangan Renanda dengan penuh haru. Mereka meminta doa serta privasi untuk pemulihan kondisi Renanda setelah kejadian yang menimpanya.
Keluarga juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan kepolisian yang telah membantu pencarian sejak hari pertama laporan dibuat.
Meski Renanda sudah ditemukan, pihak kepolisian masih mendalami sejumlah hal:
- bagaimana ia bisa sampai ke Semarang,
- siapa saja yang ditemui selama menghilang,
- serta kondisi psikologisnya saat ini.
Hasil pemeriksaan lanjutan akan disampaikan setelah seluruh proses pemeriksaan selesai dilakukan.