free web hit counter
Jatim Times Network
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Air untuk Daun Emas: Irigasi Tersier DBHCHT Angkat Produktivitas Petani Tembakau Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

12 - Nov - 2025, 18:07

Loading Placeholder
Pembangunan saluran irigasi tersier di Desa Mandesan, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, menggunakan dana DBHCHT tahun 2025 senilai Rp150 juta. Proyek ini menjadi salah satu prioritas sektor pertanian yang diawasi langsung oleh Pemprov Jawa Timur. (Foto: Ist)

JATIMTIMES - Di Desa Mandesan, Kecamatan Selopuro, suara cangkul dan gemericik air kini kembali terdengar di antara petak-petak ladang tembakau. Dari saluran irigasi tersier yang baru rampung, air mengalir perlahan menuju lahan-lahan yang pada musim kemarau lalu nyaris kering. Bagi para petani, air ini bukan sekadar sumber kehidupan tanaman, tetapi juga penopang ekonomi keluarga, air untuk “daun emas” yang menjadi kebanggaan Kabupaten Blitar.

Pembangunan saluran irigasi tersier di kawasan ini merupakan bagian dari program pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang digarap secara kolaboratif antara Pemerintah Kabupaten Blitar dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Program ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat infrastruktur pertanian, terutama bagi para petani tembakau yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi pedesaan.

Baca Juga : Beda Sponge, Beda Hasil! Dinda Azzura Beberkan Penyebab Makeup Jadi Patchy

Koordinator Sumber Daya Alam pada Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Nurhayati, menuturkan bahwa pembangunan irigasi tersier menjadi salah satu prioritas dari tiga program utama DBHCHT yang dimonitor ketat oleh pemerintah provinsi.
“Rehabilitasi jaringan irigasi tersier menggunakan dana sebesar Rp150 juta. Tujuannya memastikan lahan pertanian tembakau tetap produktif, meski harus berhadapan dengan tantangan perubahan cuaca,” jelasnya, Senin (10/11/2025). 

Ia menambahkan, hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa seluruh proses berjalan sesuai rencana. “Alhamdulillah, pengerjaan irigasi tersier di Blitar ini lancar. Dana dimanfaatkan secara maksimal dan tidak ada kendala berarti. Ini menjadi bahan evaluasi penting untuk perbaikan program di tahun berikutnya,” kata Nurhayati.

Mandesan

Kelompok Tani Tani Mulyo 1 di Desa Mandesan menjadi salah satu penerima manfaat langsung dari program ini. Proyek rehabilitasi irigasi yang mereka garap secara swakelola dimulai sejak Juni dan rampung pada September 2025. Panjang saluran mencapai 226 meter, meliputi perbaikan jalur utama dan percabangan kecil agar air bisa mengalir merata ke seluruh lahan.

Ketua kelompok, Slamet Mutamim, mengatakan bahwa irigasi baru ini menjadi penyelamat di tengah ketidakpastian cuaca yang kerap mengancam tanaman tembakau.
“Meskipun luasan tanam menurun karena musim, kualitas panen bisa tetap terjaga. Dengan irigasi yang baik, petani bisa mengatur pasokan air sesuai kebutuhan. Saat kemarau, saluran ini jadi penolong utama agar tanaman tetap subur dan hasil panen tidak turun drastis,” ujarnya.

Ia menuturkan, pengerjaan dilakukan dengan gotong royong. Para anggota kelompok tani ikut turun tangan menggali saluran, menata batu, dan memastikan aliran air tidak tersumbat. “Kami merasa memiliki program ini, karena manfaatnya langsung kami rasakan. Air dari saluran ini bukan hanya untuk tembakau, tapi juga untuk padi di musim berikutnya,” tambahnya.

Kolaborasi Pemerintah dan Petani

Pembangunan irigasi di Selopuro tidak berdiri sendiri. Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar, Ir. Setiyana, proyek tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan DBHCHT bidang pertanian yang meliputi pembangunan jalan usaha tani, gudang tembakau, dan dome pengering tembakau.

“Program DBHCHT di Blitar dimulai dengan rapat evaluasi di Kantor Bupati, di ruang Candi Simping. Dari situ kami bersama Biro Perekonomian Provinsi dan bagian perekonomian Pemkab melakukan kunjungan lapangan. Fokusnya memang di Kecamatan Selopuro, karena di sana ada tiga kegiatan: jaringan irigasi, gudang tembakau, dan dome pengering tembakau,” terang Setiyana saat ditemui Selasa, 11 November 2025.

Ia menuturkan, saat ini pembangunan irigasi sudah selesai dan sesuai spesifikasi. “Hanya ada sedikit kendala teknis akibat longsor di jalur menuju saluran, tapi kelompok tani langsung kerja bakti membersihkan. Sekarang aliran air sudah kembali normal,” kata Setiyana.

Sementara untuk gudang dan dome pengering tembakau, ia menjelaskan bahwa keduanya masih dalam tahap pembangunan dan ditargetkan selesai pertengahan Desember 2025. “Gudang ini penting untuk menjaga kualitas tembakau. Semakin lama disimpan dengan cara yang benar, nilai ekonominya justru meningkat. Itu yang ingin kita dorong,” ujarnya.

Tahun ini, Dinas Pertanian juga memperkenalkan inovasi baru berupa dome pengering tembakau, sebuah sistem pengeringan berbasis sirkulasi udara tertutup. “Dome ini masih bersifat riset awal. Tujuannya mengatasi masalah pengeringan saat musim hujan, karena kalau mengandalkan sinar matahari hasilnya tidak maksimal,” ungkap Setiyana.

Baca Juga : Libatkan BNN, Pemdes Senggreng Lantik 68 Pemuda Penggerak Anti Narkoba

Menurutnya, dome ini dirancang multifungsi. Di luar musim panen, area bawah dome bisa dimanfaatkan untuk persemaian tanaman. “Biasanya petani membuat penutup plastik untuk melindungi bibit, tapi dengan dome, itu tidak perlu lagi. Jadi satu bangunan bisa multifungsi, efisien, dan ramah lingkungan,” katanya menambahkan.

Program ini, lanjutnya, mencerminkan arah baru pembangunan pertanian di Kabupaten Blitar yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan lebih berpihak pada kesejahteraan petani.

 “Harapan kami, fasilitas seperti ini bisa menumbuhkan semangat baru bagi petani tembakau. Bahwa hasil dari cukai tembakau benar-benar kembali untuk mereka,” tuturnya.

Dbhcht

Menjaga Siklus Keberlanjutan

Bagi Pemerintah Kabupaten Blitar, keberhasilan program DBHCHT tidak hanya diukur dari jumlah bangunan fisik yang selesai, melainkan juga dari dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya. Irigasi tersier di Mandesan, misalnya, kini tak hanya mengairi tembakau, tapi juga menjadi sumber air bagi sawah padi yang mulai ditanami kembali di akhir tahun.

Setiyana menilai, semangat gotong royong warga dan pendampingan dari pemerintah menjadi kunci keberhasilan program ini. “Keterlibatan petani sejak awal memastikan pembangunan tepat sasaran. Kami ingin setiap rupiah dari DBHCHT terasa manfaatnya langsung di lapangan,” tegasnya.

Tembakau

Kini, di bawah langit Selopuro yang mulai basah oleh hujan di bulan November, air irigasi mengalir pelan menuju hamparan hijau tembakau. Di tepi saluran yang baru, Slamet dan para petani tersenyum puas, bukan hanya karena air sudah mengalir, tetapi juga karena mereka tahu hasil dari “daun emas” itu kini benar-benar kembali menghidupi tanah tempat mereka berpijak.

 


Topik

Peristiwa tembakau nurhayati blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Indonesia Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya

Peristiwa

Artikel terkait di Peristiwa

--- Iklan Sponsor ---