Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

LKMM FEB Unisma Kupas Perempuan, Kepemimpinan dan Kesetaraan Gender dalam Wujudkan SDGs

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Dede Nana

16 - Aug - 2022, 12:38

Kegiatan LKMM dengan materi Perempuan, Kepemimpinan dan Kesetaraan Gender dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) (Ist)
Kegiatan LKMM dengan materi Perempuan, Kepemimpinan dan Kesetaraan Gender dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) (Ist)

JATIMTIMES - Kegiatan Latihan Dasar Kepimimpinan Mahasiswa (LKMM) yang diselenggarakan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) masih berlanjut. Materi berlanjut dengan mengupas tema Perempuan, Kepemimpinan dan Kesetaraan Gender dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).

Ketua pelaksana LKMM 2021, Rizki Mubarok membuka kegiatan itu. Pihaknya menyampaikan pandangan, bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang bersifat kodrati. Tak lupa pula bagaimana sikap dan arah gerak sebagai mahasiswa, yang mana nanti akan terjun ke masyarakat dan mulai mengimplementasikan segala hal yang bersifat pro gender.

Baca Juga : Keren! Pemkot Blitar Sukses Raih Penghargaan BKN Award 2022

"Maka dari itu, materi ini memang dihadirkan untuk menjadi solusi atas permasalahan yang kerap kita temukan di masyarakat nantinya. Tentunya tidak melupakan aspek kemanusiaan sebagai makhluk sosial," tuturnya.

1

Dekan FEB Unisma Nur Diana SE MM menjadi Opening Speech. Dalam sambutannya, Nur Diana menyamakan dunia saat ini sedang ramai-ramainya menggunakan konsep SDGs, di mana di dalamnya terdapat poin yang sangat mendukung, yakni poin kesetaraan gender. Di Indonesia Gender dipersoalkan karena secara sosial telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak dan fungsi serta ruang aktivitas laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.

Padahal, lanjut Diana, ketika dipergunakan secara baik dan bijak maka akan melahirkan sebuah pandangan baru terhadap kesetaraan gender tersebut, khususnya ketika disandingkan oleh kecanggihan teknologi. Saat ini tentunya hal tersebut bisa kita manfaatkan secara maksimal.

"Adanya kegiatan ini diharapkan mampu membuka mindset baru bagi para peserta LKMM, serta harapan kami adalah bagaimana pada akhirnya para peserta bisa memahami betapa kesetaraan gender merupakan bagian dari cita-cita global dalam rumusan SDGs per tahun 2030" ucap dekan ramah ini.

Acara dilanjutkan dengan materi yang kedua yaitu Materi Perempuan pemimpin dan kesetaraan gender di era transformasi digital. Materi ini disampaikan secara daring oleh Ibu Dra Safira Machrussah MA dari Jakarta. Narasumber kali ini merupakan aktivis perempuan yang memiliki segudang pengalaman, diantaranya menjabat sebagai Duta Besar Algeir pada tahun 2015-2020, Ketua Umum PP IPPNU periode 1996-2000, dan saat ini sebagai  Pengurus MUI Pusat dan Pengurus MES.

Safirah dalam paparannya banyak megupas tentang Kepemimpinan, Perempuan dan Kesetaraan Gender ini dihadapan peserta LKMM 2021 mengatakan,  fenomena fakta diskriminasi gender hampir terjadi di seluruh dunia dan hampir disemua sektor.

Faktanya telah terjadi ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kaum perempuan. Hal ini mengakibatkan kaum perempuan berada dalam kondisi subordinat dan terpinggirkan atas kaum lelaki. Situasi tersebut pada akhirnya memicu munculnya suatu tuntutan dan gugatan untuk segera mengakhiri dan menghilangkan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kaum perempuan.

2

Ada beberapa hal yang membuat suara perempuan dibungkam dan tidak didengarkan. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor kultur atau budaya. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih kuat akan budaya dan adat. Maka dari itu, adanya transformasi digital ini merupakan salah satu jawaban dari hal yang diharapkan.

Baca Juga : Bunda Fey Pesepeda Perempuan Pertama di Journey from Zero

"Kita bisa menggunakan era digital ini sebagai alat, mobilisasi atau bahkan jembatan untuk turut menyuarakan suara aspirasi perempuan dari bawah kemudian akan didengarkan di atas. Yang mana konsep itu biasa kita sebut bottom up. Maka dari itu kita sebagai  manusia yang memiliki ilmu tentunya harus memanfaatkan teknologi secara maksimal,"  ucap Safira.

Menurutnya, sebanyak 200 juta masyarakat Indonesia telah memiliki akses menggunakan internet. Dari angka tersebut, persentase pengguna internet perempuan ternyata lebih tinggi daripada laki-laki.  Dari data inilah perempuan harus adaptif terhadap informasi teknologi yang semakin dinamis dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan diri serta berkontribusi dalam proses mewujudkan "Visi Indonesia 2045".

"Salah satu hal yang menjadi syarat terwujudnya target tersebut, menurut Bappenas, adalah terciptanya manusia Indonesia yang unggul dan berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," pungkasnya.


Topik

Pendidikan


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Indonesia Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Dede Nana