Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hukum dan Kriminalitas

Mahfud MD Sebut Sosok yang Sempat Kena Jebakan Psikologis Kasus Brigadir J

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

13 - Aug - 2022, 12:41

Menko Polhukam Mahfud MD dalam Podcast Deddy Corbuzier (YouTube Deddy Corbuzier)
Menko Polhukam Mahfud MD dalam Podcast Deddy Corbuzier (YouTube Deddy Corbuzier)

JATIMTIMES - Dalam kasus tewasnya Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo diungkapkan Menko Polhukam Mahfud MD sempat memainkan jebakan psikologis. Sejumlah orang dan instansi sempat disasar dalam memainkan jebakan tersebut.

"Tidak banyak yang tahu, ada jebakan psikologis tertentu untuk mendukung bahwa itu tembak-menembak," kata Mahfud.

Baca Juga : Hasil Operasi Dua Hari, Bea Cukai Malang Amankan Ribuan Rokok Ilegal Senilai Rp 1,12 miliar

Dijelaskannya Mahfud MD dalam Podcast Deddy Corbuzier, Kompolnas sempat dipanggil Sambo ke kantornya pada Senin (11/7/2022). Kompolnas dipanggil pasca kejadian di hari Jumat, (8/7/2022). 

"Kompolnas itu hari Senin dipanggil oleh Pak Sambo diundang ke kantornya, hanya untuk apa? Hanya untuk nangis di depan Kompolnas. Nangis, 'huhu saya teraniaya kalau saya sendiri ada di situ saya tembak habis dia'," kata Mahfud.

Di hadapan Kompolnas, Sambo menyampaikan merasa teraniaya dan terzalimi. Namun setiap ditanya kejadiannya, Sambo hanya menyampaikan merasa terhina dan terdalimi.

"Yang dari Kompolnas, Mbak Pungky pulang, nggak ngerti apa-apa yang terjadi," ujarnya.

Kemudian sosok lain dari Kompolnas kembali dipanggil lagi. Di situ, Sambo kembali menangis dan tetap menceritakan hal yang sama dan dengan cara yang sama. Dari sini, Mahfud menyampaikan terdapat upaya pengkondisian psikologis. 

"Berarti ini ada upaya pengkondisian psikologis agar ada orang yang nanti membela kalau itu terzalimi, dan itu betul kan? Kompolnas maupun Komnas HAM langsung, semula (kronologis awal)," tutur Mahfud MD.

Lebih lanjut Mahfud menjelaskan, bukan hanya Kompolnas saja. Mahfud juga menyinggung pihak lain yang juga disasar untuk jebakan psikologis adalah teman dari Deddy Corbuzier. 

"Teman anda juga, orang terkenal. Dibilangi begitu juga. Dan beberapa orang lagi dihubungi, dia hanya(Sambo) menangis saja, 'kak saya di dzalimi kak, gimana ini kak'," ujarnya.

Mahfud pun sempat menghubungi beberapa orang yang dimaksud. Dan ketika ditanyakan, mereka membenarkan.

Baca Juga : Hadiri Rapimnas, Gerindra Tulungagung Bawa Aspirasi Masyarakat untuk Meminta Prabowo Jadi Calon Presiden 

"Artinya apa? Memang ada suatu pengkondisian untuk mengatakan itu dizalimi, istrinya dilecehkan, masih ada beberapa anggota DPR yang juga digitukan, tetapi saya telepon nggak diangkat. Saya mau tanya itu kan," terangnya.

Lanjut Mahfud, dengan beberapa orang yang dihubungi itu, tentunya sudah bisa menciptakan perang kondisi untuk mengatakan bahwa itu pelecehan. Usai Mahfud pulang dari Mekkah, pihaknya memanggil Kompolnas maupun Komnas Ham perihal tersebut.

"Masih terpengaruh dengan kerangka pikir itu, bahwa ini terjadi pelecehan, terjadi penzaliman, sehingga ditembak oleh ajudannya Bharada E, skenarionya seperti itu," papar Mahfud.

Melihat kejanggalan yang ada, Mahfud kemudian meminta Kompolnas untuk berganti perspektif. Pihaknya memanggil Benny Mamoto dan mengatakan jika pihaknya salah lantaran membenarkan kejadian.

"Kenapa anda langsung percaya, padahal ada persepektif lain yang mungkin lebih masuk akal. 'Begitu peristiwa, bapak ada di Mekkah, saya langsung ke Polres Jakarta Selatan dapat penjelasan begitu dari Kapolres, kenapa anda langsung percaya, wong itu ndak masuk akal, nggak ada kaitan satu cerita dengan cerita yang lain, faktanya apa ndak mungkin begitu , sekarang ganti prespektif bahwa ini bukan pelecehan, sesuatu terjadi," jelasnya.

Mahfud juga menjelaskan, bahwa masing-masing pihak yang dipanggil dan dihubungi Ferdy Sambo, ternyata juga tidak mengetahui jika masing-masing telah dipanggil. Sehingga dari situ, pihaknya membuat kesimpulan jika hal ini adalah skenario.


Topik

Hukum dan Kriminalitas


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Indonesia Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri