Tambah Empat Cabor Baru Tahun Depan, KONI Kota Batu Bidik Pembinaan Dini

JATIMTIMES - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Batu tengah membidik atlet untuk regenerasi dengan pembinaan dini. Salah satunya melalui penambahan cabang olahraga (cabor) yang potensial. Tahun depan, KONI Batu bakal menambah empat cabor baru.

Ketua KONI Kota Batu Sentot Ari Wahyudi mengatakan sudah ada syarat pembentukan empat cabor baru. Di antaranya cricket, woodball, kurash dan hapkido. 

Baca Juga : 103 Warga Disabilitas Terima Insentif Tahap I, Wali Kota Batu Nurochman: Tetap Semangat Berkarya 

"Kami melihat adanya potensi besar di bidang tersebut. Sebagai contoh, cabor kurash dan hapkido yang punya keunggulan di bidang bela diri," ujar Sentot saat ditemui, belum lama ini.

Ia menegaskan, keempat cabor baru tersebut sudah bergabung dalam organisasi resmi. Masing-masing cabor bergabung melalui Persatuan Cricket Indonesia (PCI), Indonesia Woodball Association (IWbA) serta dua cabang bela diri yang masing-masing di bawah federasi nasional.

"Cabor tersebut juga sudah melakui proses administrasi dan verifikasi untuk bergabung dalam KONI Kota Batu," tambahnya.

Sebagai langkah awal, sambung Sentot, pihaknya akan mendorong pengurus segera membentuk struktur dan mulai pembinaan atlet sejak dini.

Dirinya menargetkan seluruh cabor baru akan mulai aktif dalam mengikuti agenda kompetisi tingkat daerah tahun depan.

"Tentu salah satunya agar lebih siap dalam menghadapi Porprov tahun 2028 mendatang," tutur dia.

Baca Juga : Pohon Kaliandra Tumbang di Jalan Trunojoyo Kota Batu, Arus Lalu Lintas Sempat Terganggu

Sentot optimistis, cabor baru akan membawa beberapa atlet potensial dalam pertandingan nantinya. Berkaca dari prestasi para atlet di bidang bela diri sebelumnya yang dinilai sangat unggul. Seperti halnya cabor gulat yang berhasil memborong medali dan mempertahankan diri sebagai juara umum di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2025 lalu.

Maka, dirinya mendorong para atlet tidak hanya bergantung pada penguasaan satu cabor saja. Mereka memiliki potensi menguasai cabor lain yang serupa, termasuk cabor baru. Dengan begitu, perluasan kemampuan atlet dapat terus dilatih.

"Ini juga dalam rangka regenerasi atlet dan penguatan desain besar olahraga di tingkat daerah," imbuh Sentot.