Air Mata Seorang Khalifah: Umar bin Abdul Aziz yang Luluh oleh Ayat Ilahi

13 - Nov - 2025, 11:05

Ilustrasi seorang khalifah yang menangis usai mendengarkan lantunan ayat-ayat suci (ist)


JATIMTIMES - Ada saat di mana kekuasaan tak lagi tampak megah di mata seorang hamba yang takut kepada Tuhannya. Umar bin Abdul Aziz, khalifah Bani Umayyah yang memerintah antara tahun 99 hingga 102 Hijriyah, adalah contoh nyata dari pemimpin yang lebih memilih kesederhanaan dan ketakwaan ketimbang kemegahan dunia. Sosoknya kerap dibandingkan dengan kakek buyutnya, Umar bin Khattab, sama-sama dikenal zuhud dan adil.

Prof. Ali Muhammad ash-Shallabi dalam Biografi Umar bin Abdul Aziz: Khilafah Pembaru dari Bani Umayyah (2010) menulis, karakter kepemimpinannya berakar pada amanah dan kehati-hatian. Ia memahami betul tanggung jawab seorang penguasa, bukan hanya di hadapan rakyatnya, tapi juga di hadapan Allah. Kesadaran spiritual itu membuatnya sering gentar membayangkan hari perhitungan kelak.

Baca Juga : Unisba Blitar dan SMK Islam Kanigoro Kembangkan Model Silap Tikar Berbasis Website untuk Cegah Kekerasan di Sekolah

Salah satu kisah yang menggambarkan betapa lembut hatinya diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dzuaib. Suatu ketika, di hadapan Umar dibacakan surah Al-Furqan ayat ke-13:

“Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan.”

Ayat itu menohok batin Umar. Ia menangis begitu dalam, hingga tubuhnya bergetar. Ayat tersebut menggambarkan penyesalan orang-orang yang mendustakan hari akhir, dan Umar, dengan kepekaan nuraninya, tak kuasa menahan haru atas peringatan itu.

Di kesempatan lain, ia sendiri pernah membaca surah At-Takatsur, ayat yang menegur manusia yang lalai karena bermegah-megahan:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.”

Baru sampai dua ayat, suaranya terhenti. Air matanya jatuh deras. Umar tersedu hingga tak sadarkan diri. Setelah siuman, ia berkata pelan, “Setiap kuburan itu akan diziarahi, dan setiap yang menziarahinya akan kembali, entah ke surga, entah ke neraka.”

Baca Juga : Fakta Baru, Air Hujan di Malang Raya Tercemar Mikroplastik

Kesalehannya bukan sekadar dalam ucapan. Umar bin Abdul Aziz dikenal enggan berlebih dalam ibadah maupun kehidupan pribadi. Ia tidak memakai sajadah saat shalat; sujudnya langsung menyentuh lantai, seolah ingin meniadakan jarak antara dirinya dan Sang Pencipta.

Dalam urusan dunia pun, ia tegas menjaga diri dari godaan kekuasaan. Kepada anak-anaknya, ia pernah berkata, “Wahai anakku, ayah diberi dua pilihan: menjadikan kalian kaya tapi ayah masuk neraka, atau kalian hidup sederhana sementara ayah masuk surga.” Tanpa ragu, mereka memilih kemiskinan yang penuh keberkahan.

Dari kisah itu tampak jelas: Umar bin Abdul Aziz bukan sekadar khalifah, tapi jiwa suci yang menjadikan Alquran sebagai cermin diri. Setiap ayat menembus hatinya, membuat kekuasaan tampak kecil di hadapan keagungan Ilahi.


Topik

Pendidikan, Umar bin Abdul Aziz, kisah sahabat rasul,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette