Pemkot Kediri Dorong Remaja Jadi Agen Perubahan Cegah Stunting dan Anti-Bullying

11 - Nov - 2025, 08:05

Pemerintah Kota Kediri melalui DP3AP2KB menggelar edukasi remaja peduli stunting, Selasa (11/11). Foto : (Istimewa)


JATIMTIMES - Untuk mendorong peran aktif remaja sebagai agen perubahan pencegahan stunting dan anti bullying di sekolah, Pemerintah Kota Kediri melalui DP3AP2KB menggelar edukasi remaja peduli stunting, Selasa (11/11). 

Mengusung tema 'Saatnya Remaja Bergerak Cegah Stunting dan Stop Bullying', kegiatan dilaksanakan di Ruang Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan dan mengundang 200 remaja berusia 12 hingga 17 tahun dari 47 SLTP dan 24 SLTA di Kota Kediri. 

Baca Juga : Optimalisasi PAD Kota Malang, Ini Potensi yang Belum Tergarap

Staf Ahli masyarakat dan SDM Zachrie Ahmad dalam sambutannya mengatakan tema ini sangat relevan dengan kondisi saat ini. Hal ini sekaligus mencerminkan komitmen dalam membangun generasi unggul dimulai dari remaja yang sehat baik fisik, mental maupun sosial.

"Kalian harus menjadi generasi yang saling mendukung bukan menjatuhkan, tidak ada ruang untuk perundungan di sekolah Kota Kediri dan jadilah duta stop pernikahan usia dini," tegasnya.

Zachrie juga berpesan kepada peserta agar mengkonsumsi makanan sehat, pola hidup seimbang serta menjadi teladan di sekolah masing-masing. “Remaja Kota Kediri adalah generasi cerdas, sehat, dan peduli. Kalian adalah calon ibu dan ayah masa depan. Saya optimis kalian kelak akan melahirkan generasi yang sehat, tangguh, dan bebas stunting,” ujarnya.

Sementara itu menyoroti masalah stunting, Zachrie mengatakan stunting masih menjadi tantangan nasional, termasuk di Kota Kediri. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, prevalensi stunting nasional mencapai 21,5 persen. Sedangkan di Kota Kediri pada tahun 2024, angkanya mencapai 17,6 persen. Untuk itu, Pemerintah kota kediri terus memperkuat langkah nyata untuk menekan stunting. 

“Kita memiliki 31 SPPG dengan total penerima manfaat mencapai 77 ribu 710 orang. Mulai dari ibu hamil, balita, pelajar Paud hingga SMA juga santri pondok pesantren. Lebih dari 1.200 relawan SPPG ikut turun tangan setiap hari memastikan program ini berjalan baik. Ini adalah kerja besar yang patut kita syukuri bersama,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB dr Fajri Mubasysyir mengungkapkan pemberdayaan remaja penting dilakukan mengingat remaja merupakan generasi penerus dan calon orang tua masa depan yang memegang peranan sangat strategis.  

Baca Juga : Rabu Besok, Polisi Gelar Perkara Kasus Yai Mim dan Tetangganya

“Selama ini, upaya pencegahan stunting sering difokuskan pada ibu hamil dan balita, padahal di sisi lain jika remaja memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang benar terkait gizi, kesehatan reproduksi, kesehatan mental, serta kebersihan diri, maka mereka berpotensi menjadi kunci dalam memutus rantai Stunting antar-generasi,” terangnya. 

Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, dr Fajri berharap para peserta lebih interaktif untuk menyerap informasi yang disampaikan narasumber. Selain itu kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap dan perilaku para remaja untuk lebih bertanggungjawab, menerapkan perilaku hidup sehat, menghentikan perilaku bullying, pencegahan pernikahan anak dan edukasi pencegahan stunting.

Sebagai informasi, kegiatan ini mendatangkan Fasilitator PUG KLA Provinsi Jawa Timur sebagai narasumber serta turut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, perwakilan cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kediri, Pengurus PIK-R Kota Kediri dan Pengurus Forum Anak Kota Kediri.


Topik

Pendidikan, Pemkot Kediri, Remaja, Agen Perubahan, Cegah Stunting, Anti-Bullying,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette