Ledakan di SMAN 72 Jakarta Diduga Akibat Bullying, KPAI: Pola Baru Kekerasan Generasi Alpha

Reporter

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya

08 - Nov - 2025, 01:57

Lokasi kejadian ledakan di SMAN 72 Jakarta. (Foto: Instagram)


JATIMTIMES - Insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang melukai puluhan siswa diduga kuat memiliki kaitan dengan praktik bullying. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai, aksi kekerasan ini mencerminkan pola baru dampak perundungan yang dilakukan anak-anak dari generasi Alpha.

Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini, menilai bahwa bentuk dan dampak bullying pada generasi Alpha berbeda dengan generasi sebelumnya, seperti generasi Z. Menurutnya, perbedaan karakter dan cara merespons tekanan sosial membuat konsekuensi psikologisnya juga berubah. “Ini beruntun dengan kejadian di Grobogan dan Pesisir Barat Lampung. Korban bullying membunuh temannya, pelaku bullying,” ujar Diyah, dikutip Tempo, Sabtu (8/11).

Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Dorong Korban Kekerasan Manfaatkan Layanan di Puspaga dan UPT PPA

Diyah menjelaskan bahwa generasi Z biasanya menunjukkan dampak berupa tekanan psikologis, keinginan bunuh diri, luka fisik, hingga perilaku antisosial dan rasa tidak aman (insecure).

Namun, generasi Alpha justru lebih rentan menunjukkan reaksi ekstrem seperti melakukan kejahatan balik, membunuh karakter secara daring, menyakiti diri sendiri (self-harm), hingga mengalami gangguan mental dan perilaku menyimpang. “Pelajar SMA saat ini umumnya sudah termasuk generasi Z akhir dan sebagian masuk ke generasi Alpha. Respons mereka terhadap tekanan sosial sudah jauh berbeda,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, peristiwa ledakan di SMAN 72 terjadi pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB. Berdasarkan informasi awal, ada dua ledakan yang terjadi, pertama di aula sekolah saat khutbah salat Jumat, dan kedua di area pintu belakang sekolah.

Ledakan tersebut menyebabkan 54 siswa mengalami luka-luka, beberapa di antaranya harus mendapatkan perawatan intensif. Seorang siswa kelas XII ditemukan tergeletak di lokasi dengan senjata mainan di dekatnya. Polisi juga menemukan kaleng minuman yang dimodifikasi dengan sumbu dan remot kecil, diduga sebagai pemicu ledakan.

Anak tersebut dilaporkan mengenakan sepatu boots, celana hitam, dan kaus tanpa lengan berwarna putih bertuliskan “Natural Selection”. Pada senjata mainan yang ditemukan di dekatnya, terdapat tulisan mencolok seperti “Welcome to Hell”, “For Agartha”, serta nama-nama pelaku penembakan di luar negeri seperti Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette, dan Luca Traini.

Beberapa saksi mata menyebut, siswa tersebut dikenal pendiam dan sering menjadi korban perundungan di sekolahnya. “Anak itu pendiam dan kerap di-bully oleh teman-temannya,” ungkap seorang saksi bernama ZA.

Saksi lain, berinisial I, membenarkan bahwa siswa itu jarang berinteraksi dengan teman sebaya. “Dia memang tertutup dan sering dirisak, tapi saya tidak terlalu mengenalnya,” ujarnya.

Baca Juga : Fakta-Fakta Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading: 50 Korban, Pelaku Diduga Siswa Gunakan Senjata Mainan

Selain itu, siswa tersebut diketahui memiliki ketertarikan pada gambar senjata dan video kekerasan. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa tekanan sosial di lingkungan sekolah bisa menjadi pemicu perilakunya.

Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menurunkan tim penjinak bom (Gegana) untuk mensterilkan lokasi kejadian. “Pengamanan tempat kejadian perkara dan sterilisasi dilakukan oleh tim penjinak bom dari Gegana,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto.

Polisi kini tengah mendalami motif di balik insiden ini, termasuk kemungkinan adanya unsur perencanaan dan keterkaitan dengan tindakan bullying. Sementara itu, pihak sekolah masih ditutup untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

KPAI menegaskan akan terus memantau proses penanganan anak-anak korban maupun pelaku agar sesuai dengan prinsip perlindungan anak. “Kami akan memastikan penanganan kasus ini tetap memperhatikan hak anak, termasuk aspek psikologisnya,” ujar Diyah.

Menurut KPAI, kasus ini menjadi sinyal bahwa perundungan di lingkungan pendidikan sudah memasuki fase baru yang lebih kompleks dan berbahaya. “Kita harus mulai memahami bahwa anak generasi Alpha tidak lagi merespons tekanan dengan diam, tapi dengan tindakan ekstrem. Ini yang harus diwaspadai,” tambah Diyah.


Topik

Peristiwa, sman 72, kpai, dyah puspitarini, generasi alpha, generasi z,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette