Gresik Launching Desa Migran EMAS, Komitmen Beri Perlindungan PMI
Reporter
Syaifuddin Anam
Editor
Nurlayla Ratri
11 - Jul - 2025, 02:44
JATIMTIMES - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding melaunching program Desa Migran EMAS (Edukatif, Maju, Aman Sejahtera) di Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) Jl Jaksa Agung Suprapto, Gresik, Jumat 11 Juli 2025.
Abdul Kadir Karding mengatakan, program yang diluncurkan Kabupaten Gresik bentuk komitmen terhadap perlindungan pekerja migran Indonesia. Mengingat banyak warga Gresik yang bekerja di luar negeri.
Baca Juga : Graha Bangunan Blitar Andalkan Produk Pintu Modern untuk Jawab Kebutuhan Hunian Urban
"Mereka wajib dijaga dan mendapat perlindungan. Begitu juga yang akan berangkat kerja ke luar negeri. Sehingga para pekerja bisa merasa aman, terlindungi dan di tempat kerjanya mendapatkan hasil yang baik," ujarnya.
Abdul Kadir mendorong seluruh pihak bekerjasama untuk menekan angka PMI yang keluar negeri dengan cara non-prosedural atau lewat jalur belakang (ilegal). Khusunya peran pemerintah daerah dan desa.
"Hal ini dapat tekan, salah satunya memperbaiki ekosistem migran di desa-desa. Kami mendorong desa untuk menyiapkan tenaga kerja berkualitas dan mempunyai keterampilan yang baik," ungkapnya.
Pihaknya juga mendorong adanya Migran Center yang menjadi pusat informasi dan pelayanan migran. Sehingga para calon pekerja dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan jika ingin menjadi PMI. Mulai dari tempat pelatihan, tes kesehatan hingga sertifikasi.
"Kami juga mendorong kedepan sekolah SMA/SMK dan perguruan tinggi ada kelas Migran. Ekstrakurikuler dulu, dipetakan peminatannya. Siapa yang mau bekerja di luar negeri kita siapkan kluster-nya, diberi kursus bahasa dan pengetahuan tentang negara tujuan," imbuhnya.
Politisi PKB tersebut berharap, para PMI yang berangkat keluar negeri sudah dengan administrasi lengkap dan mempunyai kemampuan/kompetensi yang baik. "Sehingga tidak menjadi masalah di Negeri orang," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menjelaskan bahwa Kota Pudak bukanlah kantong PMI terbesar di Jawa Timur. Namun, ada sebagian wilayah yang memang memiliki budaya merantau.
Baca Juga : Baca Selengkapnya