Indonesia Gabung BRICS, Apakah Kita Akan Tinggalkan Dolar?
Reporter
Publisher Jatim Times
Editor
A Yahya
08 - Jul - 2025, 07:59
JATIMTIMES - Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS pada tahun 2025, menandai langkah besar dalam arah kebijakan luar negeri dan ekonomi global Tanah Air.
Bergabungnya Indonesia ke dalam blok ekonomi negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan ini memicu pertanyaan publik dan analis: apakah Indonesia akan mulai meninggalkan dominasi dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan internasional?
Baca Juga : Donald Trump Surati Prabowo soal Kenaikan Harga Impor hingga 32 Persen, Ini Isi Lengkapnya
Pertanyaan ini muncul seiring dengan agenda BRICS yang sejak lama mendorong sistem keuangan global yang lebih adil, termasuk penggunaan mata uang lokal antar negara anggota dan pengembangan sistem pembayaran alternatif seperti BRICS Pay.
Dengan latar belakang ini, penting untuk memahami posisi Indonesia—apakah keanggotaan BRICS akan mengubah arah strategi moneter nasional, atau justru memperkuat posisi Indonesia sebagai negara non-blok yang fleksibel dalam menghadapi dinamika geopolitik dan ekonomi dunia.
Apa Itu BRICS dan Mengapa Ini Penting untuk Indonesia?
BRICS merupakan blok negara berkembang yang sejak awal berdirinya muncul sebagai alternatif terhadap tatanan dominasi Barat—termasuk dalam ranah ekonomi dan keuangan global. Saat ini, BRICS terdiri dari 10 negara anggota: Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Indonesia, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Blok ini mewakili sekitar 35 % PDB dunia (dalam PPP) dan hampir 50 % populasi global, menjadikannya kekuatan ekonomi yang sangat signifikan.
Salah satu agenda utama BRICS adalah mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Mereka mengusulkan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi antar anggota, seperti yuan–rubel antara Tiongkok–Rusia. Selain itu, BRICS mengembangkan BRICS Pay, sebuah sistem pembayaran desentralisasi berbasis blockchain untuk mempermudah transaksi tanpa biaya tinggi dan tidak bergantung pada sistem SWIFT. Infrastruktur seperti Cross-Border Payment Initiative dikembangkan untuk menciptakan pembayaran internasional independen dari dolar AS...