Tumenggung Alap-Alap, Bupati Caruban Keturunan Raden Kusen Adipati Terung

Reporter

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy

08 - Jul - 2025, 06:40

Suasana di kompleks makam Ki Ageng Anom Besari, Caruban, yang dipadati para peziarah. Di lokasi ini juga dimakamkan Tumenggung Alap-Alap, bupati Caruban yang merupakan keturunan Raden Kusen, adipati Terung. (Foto: Instagram @makamkuncencarubanmadiun)


JATIMTIMES - Caruban, sebuah wilayah yang kini berada di Kabupaten Madiun, memiliki sejarah panjang yang berakar kuat dalam dinamika politik Jawa sejak runtuhnya Majapahit dan kemunculan Demak sebagai kekuatan baru di Nusantara. 

Nama Caruban sendiri berasal dari kata "carub," yang berarti percampuran. Wilayah ini memang menjadi tempat bertemunya berbagai unsur budaya dan sosial, baik dari kalangan bangsawan, priyayi, maupun rakyat biasa.

Baca Juga : Menggempur Hegemoni Pesisir: Perang Panembahan Hanyakrawati Melawan Kerajaan Surabaya

Pada masa transisi antara Majapahit dan Demak, Caruban berkembang menjadi bagian dari struktur pemerintahan yang dibentuk oleh Kesultanan Demak Bintara. Di tengah dinamika politik yang berlangsung, salah satu tokoh penting yang muncul dalam sejarah Caruban adalah Raden Cakrakusuma I, yang lebih dikenal dengan gelar Tumenggung Alap-Alap. Ia merupakan keturunan dari salah satu tokoh sentral dalam peralihan kekuasaan dari Majapahit ke Demak, yakni Raden Kusen, adipati Terung.

Raden Kusen dan Warisan Majapahit

Untuk memahami posisi Tumenggung Alap-Alap dalam sejarah Caruban, penting untuk menelusuri jejak silsilahnya hingga ke masa akhir Majapahit. Salah satu tokoh kunci dalam rantai genealogis ini adalah Raden Kusen, Adipati Terung, yang merupakan putra Arya Damar, Adipati Palembang. Dalam sejumlah sumber Jawa, Arya Damar disebut sebagai putra Prabu Brawijaya V, yang bernama asli Dyah Kertawijaya—raja Majapahit yang dikenal sebagai leluhur sejumlah bangsawan Muslim di Nusantara. Raden Kusen juga merupakan saudara seibu dari Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak.

Pasca wafatnya Dyah Suhita pada tahun 1447 M, Dyah Kertawijaya naik takhta sebagai penguasa Majapahit dengan gelar Sri Prabu Kertawijaya Wijaya Parakramawarddhana. Dalam Babad Tanah Jawi, ia dikenal sebagai Raden Alit, yang kemudian masyhur dengan gelar Brawijaya V. Banyak sumber sejarah menyatakan bahwa Brawijaya V yang sesungguhnya adalah Dyah Kertawijaya, bukan Bhre Kertabhumi. Pendapat ini diperkuat oleh sejumlah naskah silsilah kerajaan seperti Babad Ponorogo, Babad Gresik, Babad Pengging, dan Serat Kandha, yang mencatat Dyah Kertawijaya sebagai raja sah Majapahit sekaligus figur yang terbuka terhadap penyebaran Islam.

Dyah Kertawijaya diketahui memiliki beberapa istri yang berasal dari Campa dan Tiongkok, yang memeluk agama Islam...

Baca Selengkapnya


Topik

Serba Serbi, Tumenggung Alap-Alap, Caruban, Raden Kusen, adipati Terung, akhir Kesultanan Demak,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette