Risiko Penukaran Uang Pinggir Jalan: Palsu Hingga Nominal Tak Sesuai
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Dede Nana
30 - Mar - 2025, 10:00
JATIMTIMES - Lazim terjadi di masyarakat membagikan rezeki berupa uang kepada keluarga, saudara, hingga tetangga saat momen lebaran Idul Fitri. Hal itulah yang kemudian menjadi kesempatan bagi sejumlah pihak untuk menyediakan jasa penukaran uang, tanpa terkecuali di Kabupaten Malang.
Biasanya, mereka yang menyediakan jasa penukaran uang tersebut berjejer di pinggir jalan raya. Semakin mendekati hari lebaran, keberadaan para penyedia jasa tukar uang non perbankan tersebut makin menjamur.
Baca Juga : Biaya Kuliah di ITS Jalur Mandiri, Cek Rincian UKT hingga IPI
Terkait hal itu, Bank Indonesia (BI) turut memberikan peringatan kepada masyarakat. Bukan hanya untuk lebaran tahun ini, namun juga untuk lebaran Idul Fitri seterusnya. Kasir BI Malang Heru Cahyono menuturkan, peringatan pertama ialah terkait risiko bilamana menukarkan uang ke penyedia jasa pinggir jalan.
"Sebenarnya jasa penukaran uang di pinggir jalan itu kan sangat merugikan bagi masyarakat," ujarnya.
Salah satu kerugian yang akan dialami masyarakat bilamana tukar uang di jasa pinggir jalan adalah risiko mendapatkan uang palsu. "Pihak yang menukarkan uang di situ (pinggir jalan) belum tentu tahu yang namanya uang asli sama uang palsu. Misalkan menggunakan jasa di pinggir jalan, kemudian ditukar pakai uang palsu, dia akan rugi kan," ujarnya.
Terlebih, disampaikan Heru, pemahaman uang palsu pada sebagian masyarakat masih minim. Ditambah lagi, saat menukar uang di pinggir jalan, para penyedia jasa biasanya sudah menyediakan dalam kemasan plastik. Sehingga, tak jarang masyarakat yang akhirnya asal percaya tanpa mengecek keasliannya akan berpotensi mendapatkan uang palsu.
"Pengetahuan tentang uang palsu itu pun mungkin juga masih minim, kecuali kalau masyarakat getol dengan misalkan buka Instagram-nya BI Malang. Disitu ada program CBP, yaitu cinta, bangga, paham rupiah," ujarnya.
Pada sosialisasi CBP, masyarakat bisa belajar mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah di Indonesia. Namun, meskipun BI telah gencar mensosialisasikan terkait ciri-ciri membedakan antara uang asli dan palsu, tetap tidak menutup kemungkinan masih ada sebagian masyarakat yang belum paham.
"Sedangkan kalau misalkan tukar uang di pinggir jalan, dikasih uang palsu atau uang robek kan tidak tahu. Beberapa risikonya transaksi di pinggir jalan seperti itu," ujarnya.
Selain risiko uang palsu dan rusak, kerugian selanjutnya ialah ada tarif jasa yang harus dibayarkan jika menukar uang di jasa pinggir jalan. Di Kabupaten Malang, tarif jasa penukaran uang bervariasi. Antara belasan ribu dan bahkan puluhan ribu jika semakin mendekati hari lebaran. Tarif tersebut berlaku untuk penukaran uang per Rp 100 ribu.
Baca Juga : Panorama Wisata Bukit Gegger Hidayah, Suguhkan Pemandangan dan Vila yang Menyatu dengan Alam
Padahal kalau menukarkan uang pada layanan yang diberikan BI, masyarakat tidak dipungut biaya sama sekali. Alias gratis, tinggal hendak menukarkan uang berapa asalkan sesuai dengan kuota.
"Kerugian lainnya ada uang jasanya jika di pinggir jalan," imbuhnya.
Risiko selanjutnya, disampaikan Heru, jumlah yang ditukar berisiko tidak sesuai. Misalkan, menukar uang Rp 100 ribu dengan pecahan Rp 20 ribu, hanya mendapatkan empat lembar pecahan Rp 20 ribuan.
"Sedangkan kalau di perbankan atau di BI, misalkan uang yang dihitung kurang, selama masih di loket akan diganti. Tapi kalau di pinggir jalan, ada risiko uang tidak diganti jika kurang dengan yang ditukarkan," pungkasnya.
Sekedar informasi, merujuk pada penjelasan BI melalui CBP, keaslian uang dapat diketahui dari 3D. Yakni dilihat, diraba, dan diterawang. Penjelasan pertama ialah dilihat. Ada gambar utama, nominal pecahan, benang pengaman dan juga tinta berubah warna.
Kedua, diraba. Terasa kasar pada bagian tertentu misalnya pada nominal pecahan Rp 100 ribu dan pada logo negara berupa burung Garuda. Selain itu, pada uang asli juga terdapat kode tuna netra atau blind code. Penjelasan ketiga ialah diterawang. Ada tanda air atau watermark serta terdapat electrotype dan gambar saling isi atau restoverso pada uang asli.
